Merah darah tertumpah lagi mengalir membasahi tanah
Disela riang berpeluk peluh
Diselimuti semanagat fitrahnya hari Raya
Dimana pintu maaf dibuka selebar-lebarnya
Satu tumbang disusul dengan yang satunya
Disertai teriakan takbir Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar
Terjerembab dan terjatuh tanpa daya
Dengan darah yang tersimbah
Namun bukan itu...
Bukan itu, itu hanya simbolis belaka
Tapi, ada satu tanya?
Adakah beda diantaranya ?
Adakah, makna yang sama?
Antara, pengorbananmu dan pengorbanan Ismail dahulu?
Domba-domba menangis
Bukar ratapi atas nasibnya
Bukan karena takut atas sembelihan dirinya
Namun mereka titihkan airmata
Pada ketidak ikhlasan atas pengorbanan
Mereka ( domba)
Menangisi tatkala nama disuarakan melaui pengeras suara
Sementara bukan dari pendengaran hati
Mereka terpanggil karena iman
Rasa bangga didada diusung para tetangga
Idul Adha telah menghampiri
Para pecinta Tuhan sejati
Dengan amalan tanda berbakti dari hati
pada Ilahi yang Mahasuci dan Maha Besar
Mohon dirimu sudi melengkapi dan meratapi
Dengan mengampuni segala salah serta semua tingkah
Yang diperbuat selama ini tergurat tanpa lidah menyirat
Fitrah sejati adalah meng-Akbarkan Allah
Dan Syariat-Nya di alam jiwa
Di dunia nyata, dalam segala gerak
Di sepanjang napas dan langkah
Semoga seperti itulah diri Kita di Hari kemenangan itu
Langit lebaran telah dibentangkan
Lautanlebara telah didamaikan
Bumi lebaran telah dihamparkan
Kudoakan hatimu seluas langit dan bumi serta lautan
Cukup untuk menampung dan mengampuni
Semua tindakan pada yang menyakiti.
0 komentar:
Posting Komentar